Tentang kepergian

Hingga hari ini aku masih belajar. Tentang mengikhlaskan siapapun yang datang dalam hidupku. Membuatku nyaman karena mereka ada. Hingga waktu mereka habis dan harus pergi. Entah pergi kembali kepada-Nya atau tetap tinggal di pijakan bumi yang sama. Hanya saja tak dapat sedekat dulu.

Tak mudah mengikhlaskan dan memetik pesan dari kisah yang menyakitkan. Salah satunya kehilangan.

Beradaptasi kembali dengan keadaan lama tetapi bersama memori yang ada. Tak mudah.


jangan paksa -

Tidak sekali aku mendapati orang yang meminta orang lain untuk cepat pulih. Padahal dengan memaksa cepat pulih, bukan menjadi suatu hal yang baik. Malah sebaliknya, karena melewatkan masa – masa memvalidasi perasaan yang ada. Dan melompat pada keikhlasan. Proses kehilangan harus melui tahap yang benar, untuk dapat sampai pada titik ikhlas yang sesungguhnya.

Sedih dan kecewa itu lumrah. Apalagi kehilangan orang yang disayang. Tapi berjanji. Berjanji untuk bangkit setelah melewati sekian lama proses validasi dan merasakan perasaan yang ada. Berjanji untuk menjalani hidup lagi dengan semestinya. Berjanji tuk dapat mengambil hikmahnya.

tak perlu terburu,

kamu bukan berada pada sebuah perlombaan siapa yang paling cepat sembuh. jangan jadikan pengalaman orang lain dan perkataan orang lain menjadi sebuah tolak ukur nilai pada dirimu. nikmati prosesmu. kita semua memang berbeda, bukan tanpa alasan.